Jumat, 10 Juni 2011

"Morning Bike" ke Bukit Pathuk

“MORNING BIKE” ke Bukit Pathuk

Minggu, 23 Januari 2011 aku punya pengalaman yang sungguh tak terlupakan. Hari itu pengalaman pertamaku bersepeda ke Bukit Pathuk Gunung Kidul, padahal rumahku sangat jauh dari Bukit Pathuk, tepatnya di Wonocatur, daerah Banguntapan Bantul. Kegiatan itu aku lakukan bersama teman-temanku. Kegiatan itu merupakan program dari olahraga dan seni, Remaja di kampungku. Sebenarnya kami tidak merencanakan untuk “morning bike” ke Bukit Pathuk, tapi karena salah satu teman kami ada yang mengatakan bahwa Bukit Pathuk itu indah dan perjalanan yang menantang, kami pun merencanakan hal tersebut. Mungkin hal itu akan membuat pengalaman yang tak terlupakan dalam hidupku.
Pada hari itu, kami berkumpul dirumah salah seorang temanku pada pukul 04.30 pagi. Kami semua harus bangun pagi-pagi agar tidak terdahului matahari. Pada pukul 04.45 semuanya telah berkumpul dan kami beranggotakan 15 orang. Kami mulai mengecek sepeda yang akan kami kendarai agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Kami periksa satu persatu dari roda, rem dan rantai. Setelah semuanya sudah beres dan tidak ada yang rusak, kami pun menyegerakan diri untuk berangkat.
Suasana pagi itu masih segar dan sejuk. Pemandangan sawah-sawah yang menghijau dan asri, sungguh membedakan keadaan di perkotaan. Kicauan burung dan kokokan ayam menyambut kami semua. Dan akhirnya mentari mulai menampakkan dirinya dari ufuk timur.
Di tengah perjalanan kami menyempatkan sesekali untuk berhenti beristirahat untuk melepas capek. Kami menemukan tempat yang enak untuk beristirahat, yaitu di rumah teletabis. Rumah teletabis ini terletak di satu daerah yang bentuk rumahnya sama semua. Bentuk rumah itu seperti rumah teletabis, yaitu berbentuk setengah oval, sehingga disebut Rumah Teletabis. Kami beristirahat sambil melihat-lihat dan berfoto-foto di rumah itu. Setelah stamina kami terkumpul lagi dan capek mulai hilang, kami melanjutkan perjalanan lagi.
Perjalanan kami lanjutkan dengan penuh candaan di jalan. Sesampainya di lereng gunung, kami sungguh terkejut dengan tanjakan jalan yang hampir 50 derajat. Sebelum kami melewatinya, kami merasa putus asa dan menyerah karena melihat jalan yang sangat extrim. Dan kami sudah berfikiran kalau di lerengnya sudah begini, bagaimana nanti ketika ditengah gunungnya. Tapi temanku ada yang berkata kalau inilah nikmatnya bersepeda ke gunung. Seolah-olah kata itu menjadi motivasi agar melanjutkan perjalanan lagi.
Akhirnya kami tuntun sepeda kami agar tidak terjatuh. Tanjakan pertama telah kami lalui dan setelah tanjakan ternyata jalan turun, kami pun menaiki sepeda karena tidak perlu “menggenjot”. Namun jarak beberapa meter kemudian, tanjakan kembali ada, sehingga setiap tanjakan kami selalu kembali menuntun sepeda lagi.
Setelah melalui medan yang sangat sulit, akhirnya kami sampai pada tujuan. Tepatnya pada pukul 10.00. Sesampainya disana kecapekan dan kelelahan seolah-olah hilang karena pemandangan yang sangat indah. Rumah-rumah, sawah berpetak-petak, terlihat kecil dan tertata rapi. Kami berfoto-foto sambil memakan bekal yang kami bawa. Kami merasa puas dan tidak sia-sia perjalan yang kami tempuh tadi. Kami berada disana selama sejam, sehingga kami bisa puas untuk melihat-lihat alam sekitar.
Pada pukul 11.00 akhirnya kami melakukan perjalanan pulang. Perjalanan pulang ini, medannya tidak sesulit saat berangkat tadi. Perjalanan kali ini banyak turunannya, sehingga tidak perlu “menggenjot”. Di tengah perjalanan kami tak lupa berhenti di masjid untuk menunaikan sholat dzuhur. Dan setelah sholat, kami berhenti di warung makan untuk makan siang.
Akhirnya pukul 15.00 kami sampai dirumah. Kini rasanya senang dan bahagia karena dapat selamat sampai rumah kembali. Dengan pengalaman perjalanan tadi, kami semua menjadi punya pengalaman yang sangat berharga dan tak terlupakan. Kami pun bisa bercerita atas pengalaman perjalanan kami kepada teman-teman yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar